Gia merasakan sakit dan ketegangan pada perutnya sampai dia menggelepar kesakitan dan keluar keringat dingin membanjiri tubuhnya.
Xena dan Artemis mengetahui ini dan segera memberikan pijat refleksi untuk menyembuhkan atau setidaknya mengurangi rasa sakit pada Gia.
Ini memang manjur, rasa sakit itu perlahan mereda sembari Gia juga menenangkan anak di dalam perutnya dan mengatur napas sebaik mungkin.
Zan juga sempat melongok ke kamar tersebut dan bersimpuh di sebelah Gia sambil memegangi tangannya, Gia berusaha menutupi apa yang terjadi agar suaminya tidak khawatir berlebihan.
Namun, seruan Xena membuyarkan kedamaian, "Nyonya, ketuban dan darah!"
"Hah?!" Gia dan Zan sama-sama terpekik kaget.
Ternyata benar, air ketuban Gia pecah dan membasahi kasur ibunya dan ada warna kemerahan di pecahan ketuban itu.
"Arte, siapkan mobil!" Xena berseru.
"Hmph!" Artemis mengangguk tegas dan bergegas keluar kamar untuk menyiapkan mobil.