Bu Jena terus saja seperti mencobai putri bungsunya dengan berbagai kalimat pedas dan sindiran keras, seolah kini Gia merupakan musuh utama Beliau.
Termasuk di acara jalan santai di pagi ini, demi perasaannya terus terjaga dengan nyaman dan tidak perlu bad mood, Gia memilih mengalah saja.
Ketika Gia sedang menata lautan kesabarannya, mendadak saja tangannya diambil Zan untuk digenggam. Ia menoleh kaget ke Zan, tapi yang dia dapati justru wajah tersenyum Zan seolah mengatakan ini memang yang seharusnya mereka lakukan untuk meyakinkan banyak orang di sana.
Ya, Gia masih ingat akan ucapan Zan bahwa mereka harus melakukan hal-hal yang sekiranya akan terlihat wajar bagi pasangan pengantin baru.
Mencoba bertahan, Gia membiarkan saja tangannya digenggam dan juga diremas-remas dengan lembut. Terkadang Zan akan mengusap-usap di sana.