Nad memaksa hendak datang ke tempat Gia, dalam arti, ket apartemen pribadi milik Gia malam itu.
Gi, ini Zan babak belur, ribut ama orang di kelab!
Demikian tadi yang tertulis di chat Nad kepada Gia.
Membaca itu, Gia makin panik. Kenapa pula Zan malah ribut dengan orang lain di kelab? Kenapa malah kelab? Kenapa bukan tempat lain?
Akhirnya, tidak juga mendapatkan balasan chat, terdengarlah dering lirih di ponsel Gia sat ponsel masih di genggaman tangan si calon ibu muda.
Gia tak tahu, haruskah dia menerima itu?
Tapi itu adalah Zan! Sahabatnya! Orang yang sangat baik padanya sejak dulu mula! Zan sudah seperti saudara baginya!
"Ya, Nad?" Gia pun memilih untuk menerima panggilan itu.
"Gi, buruan deh kamu ke apartemenmu." Suara Nad seperti sedang kacau dan panik di seberang sana.
"Umh, ahh, Nad, aku … ya ampun ini udah jam berapa, dah Nad!" Mata Gia mencari-cari jam dan menemukan bahwa saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.