Gia masih termangu akan ucapan Zan sebelumnya, bahwa pemuda itu bersedia bercerai darinya asalkan Ren mau muncul untuk mengakui perbuatannya di hadapan keluarga mereka.
Jika Gia berkata pada Zan bahwa dia tak mau kakaknya syok karena punya penyakit jantung, bukankah itu akan mengarahkan dengan jelas siapa lelaki itu nantinya?
Zan pasti akan langsung mengarahkan kecurigaan kepada Ren jika dikatakan Lyn akan syok jika lelaki itu muncul dan mengaku.
Tidak, tidak, tidak! Gia harus berhati-hati dengan lidahnya, tak boleh terlalu impulsif menguncapkan apapun.
Mendesah karenanya akibat rumitnya hidup ini, Gia bangkit dari sofa. Ibu dan kakaknya sudah datang, sebaiknya dia tidak memberikan sambutan menggunakan wajah rumitnya.
"Naahh … ini dia si bontot …." Lyn tiba lebih dulu di depan adiknya yang belum mencapai ruang depan, keduluan Lyn yang telah masuk ke ruang utama.
"Kakak." Gia memeluk sang kakak tersayang.