"Nyonya Besar, tuan saya merupakan orang yang sulit dan susah dipahami emosionalnya. Dia cinta Nyonya Gia namun dia salah mengartikan itu sebagai sebuah kebencian besar. Oleh karenanya, tuan hanya ingin membalas dendam kepada Nyonya Gia, padahal dia sangat mencintai Nyonya Gia tanpa dia mau menyadari itu."
Bu Jena membeku lagi. Apakah Beliau harus bangga anaknya dicintai begitu besar atau harus marah karena ada anak satunya lagi yang masih berstatus istri Ren?
Beliau menarik napas dalam-dalam sebelum bicara ke Lang, "Apakah kau ingin bilang kalau kau setuju saja dengan apapun perbuatan tuan kamu itu ke anak-anak saya? Dia sudah menghancurkan semua anak saya!"
"Ma …." Gia membujuk ibunya dengan suara memohon disertai wajah memelas.
"Vava, kamu enggak perlu menahan diri, kalau memang kamu tak suka dengan kelakuan lelaki itu, jangan ditahan-tahan lagi." Bu Jena mendelik ke putri bungsunya meski sebenarnya hati Beliau bagai teriris.