Ketika Bu Jena menyampaikan rencana untuk menggelar akad sederhana tanpa adanya pesta, Bu Wid merasa kasihan pada Gia sebagai mempelai wanita yang biasanya ingin diadakan pesta meriah dalam momen pernikahan mereka.
Namun, Gia justru menyahut, "Aku tidak apa-apa, kok Bu. Tak usah ada pesta, dan kalau perlu, cukup kita saja yang hadir di akad itu." Dia menyahut sambil menatap lurus ke mata Bu Wid, menyampaikan pesan bahwa dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.
Bu Wid menatap heran ke Gia, merasa bingung, tak biasanya ada mempelai wanita yang seperti Gia begitu. "Tapi, ini kan pernikahan pert—"
"Tak apa, Bu. Aku … aku malu kalau dengan kondisi perut sebesar ini malah menggelar pesta." Gia terpaksa memakai alasan ini untuk menutupi maksud sesungguhnya bahwa ini hanyalah pernikahan bohongan saja, untuk apa menggelar pesta? Hanya akan membuahkan cibiran orang lain saja jika nantinya berakhir cepat.