Gia masih merasa ketakutan dengan apa yang terjadi tadi. Pintu yang seperti baru saja digerakkan, namun ketika dia melihat ke luar kamar, tidak ada siapapun di lorong lantai tersebut.
Bukankah ini terlalu menakutkan? Gia pun bergegas meringkuk di dekat Ren, jantungnya berdebar tak nyaman. Apakah lebih baik kalau Ren dirawat di penthouse mereka saja?
Terdengar lagi bunyi pintu kamar dibuka. Gia lekas menoleh untuk memastikan.
"Ohh, Kak Xena." Betapa leganya Gia saat melihat yang datang adalah Xena.
"Ya, Nyonya." Xena pun segera duduk di sofa dekat pintu seperti biasanya.
Melihat itu, Gia pun merasa tenang karena sudah ada Xena yang menemaninya. Tapi, bagaimana itu bukan Xena yang sesungguhnya? Hentikan pikiran absurd itu, Gia! Dia menegur dirinya sendiri di benak.
Sepertinya dia harus mengurangi mendengarkan podcast horor entah di Yutub ataupun Spotifa. Itu hanya akan meracuni pikiran warasnya saja. Hanya akan menumbuhkan sikap paranoid saja.