Gia menguap sejenak setelah merasakan perutnya kenyang akibat brunch lezat dari Ren. "Uffhh … jadi ngantuk lagi."
Meski mengucapkan demikian, nyatanya, matanya semakin membuka lebar dan gagal dengan rencana meneruskan tidur. Dia malah turun dari kasur dan berniat mandi.
"Arrghh!" jeritnya dari dalam kamar mandi.
Tak berapa lama kemudian, Ren sudah membuka kamar mandi dan bertanya dengan cemas, "Ada apa, Gee? Ada apa?"
Ren memang sengaja meniadakan kunci untuk kamar mandi dan kamar tidur bagi Gia agar dia bisa lekas datang apabila sesuatu terjadi pada Gia, dan ini salah satu gunanya.
Gia gemetar dengan merunduk di depan shower yang masih mengucurkan air. "Da-Darah."
"Hah? Darah? Di mana?" Ren begitu kaget mendengar Gia menyatakan ada darah. "Apa kau pendarahan, Gee? Benar pendarahan?" Ia sampai melihat ke arah selangkangan Gia, siapa tahu memang gadis itu mengalami pendarahan. Tapi, ternyata tidak ada apa-apa di sana. "Aku panggil dokter, yah!"