Sampai di penthouse, Gia makin uring-uringan. Dia membanting tasnya di sofa kamar dan melempar sepatu dari kakinya langsung, tak perduli akan hinggap di mana sepatu itu.
Melihat tingkah Gia, Ren menghela napas dan mengambil tas dan juga sepatu gadis itu untuk dibawa ke area walk-in closet di kamar besar tersebut.
Keluar dari bilik walk-in closet, Ren menghampiri Gia yang sedang bersungut-sungut sambil rebah tengkurap di kasur. "Gee sayank, jangan tidur posisi begitu, dong … kasian anak kita."
"Ini anakmu! Bukan anakku!" Gia menyemburkan emosinya sambil menatap sengit ke Ren. "Lagian, bukannya kemarin aku terus-terusan kamu posisikan tengkurap sambil kamu tekan kepalaku segala, hah! Kenapa sekarang malah ribet?"
Ren menahan sabarnya dan merangsek menempel ke Gia sambil memeluk gadis itu. "Kan kemarin aku belum tahu kamu hamil, sayank. Yuk, kita makan. Aku akan masakkan apapun yang kamu mau, kalau perlu aku kursus dulu, tak apa."