"B-Bu Dokter … anu … aku … aku kemarin-kemarin … umm … masih minum … pil KB … dan juga … minum koktail sampai mabuk. Apakah bayi ini … baik-baik saja? Bagaimana jika … digugurkan saja?" Suara Gia agak tersendat dan lirih karena takut juga ragu.
"Tidak boleh!" Justru Ren yang berucap lebih dahulu sambil menampar meja di depannya. Dokter dan Gia sama-sama terlonjak kaget. "Kau tak boleh mengapa-apakan janin itu! Dia anakku, anak kita, Gee!"
"Tapi—" Gia ingin membalas.
"Dan kau, Gee … gila sekali kau malah minum pil KB?!" Mata tajam Ren menyipit bagai ingin merobek Gia. Mata itu memberikan pandangan membakar hingga Gia merasa nyalinya berkurang hanya dengan menatap mata lelaki itu.
"Jangan teriak ke aku! Memangnya aku punya pilihan apa kalo saban hari kamu perkosa? Emangnya aku demen kamu gituin? Emangnya aku bakalan nerima ini anak hasil perkosaan?" Gia sampai ikut berteriak hingga dokter di sana melongo dan mulutnya ternganga saking kagetnya dengan apa yang dia lihat.