"Sepertinya kita harus ke dokter, Gee." Ren berkata usai Gia menuntaskan muntahnya. "Mungkin kamu hamil."
Hah? Hamil? Tak mungkin! Gia tak percaya. Mana mungkin dia hamil jika dia memiliki pil KB?
Meski bingung dan tak yakin dengan penilaian Ren, Gia patuh juga dibawa ke rumah sakit yang Ren percayai di kota itu.
Setelah mendapatkan giliran masuk ke dokter kandungan, Gia diminta berbaring di kursi pasien dan dokter wanita yang menangani Gia mengolesi perut rata Gia menggunakan gel khusus.
Gia berjengit tatkala gel itu dioles ke perutnya karena rasanya dingin. Tapi, selanjutnya, dia ikut melihat ke arah monitor di dekat kepalanya bersama-sama dengan dokter dan juga Ren.
Tangan dokter terus bergerak-gerak membawa alat bernama transducer di atas perut kempis Gia. Mata dokter tetap fokus ke layar monitor.
Sesekali dokter sedikit menekan alat di tangannya dan lalu menggulir lagi di area berbeda.