"Kenapa kamu selalu saja mengancam menggunakan itu? Kenapa hanya ancaman saja senjatamu, hah! Apa kau ini tidak malu sebagai manusia?! Apa kau manusia?!" Mata Gia melotot dipenuhi emosi ketika dia mencoba melawan dominasi Ren padanya.
Dia berhak mendapatkan kebahagiaan, dia berhak memiliki cinta seperti yang dia inginkan. Untuk apa dia terus bertahan menjadi budak Ren.
Tapi … bagaimana jika dia harus mempertaruhkan Lyn dan Danu untuk mencapai kebahagiaan itu? Inilah yang terus menjadi pertentangan di benak Gia.
Sejak Ren memiliki segala kartu As milik Gia, maka hidup gadis itu seakan berada di telapak tangan Ren. Semua kendali ada pada Ren. Sampai kapan? Sementara, jika Gia membunuh Ren pun, lelaki itu sudah menyiapkan pembalasan menyakitkan untuk Gia dan keluarganya. Bukankah sungguh bedebah lelaki satu ini?