"Halo? Nana sayank, kenapa kamu tadi tidak kembali ke kantor? Aku kangen, loh!" Suara Danu sudah berceloteh ketika panggilan itu diangkat oleh Ren.
Namun, bukannya menyahut, Ren justru mengeluarkan ponselnya sendiri dan mencari nomor Danu, lalu dia mematikan panggilan tersebut.
Ini tentu membuat yang di seberang sana heran. Sudah diangkat tapi kenapa malah ditutup? Karenanya, Danu mencoba mengulang panggilan.
Sementara, Gia berdiri membeku di tempatnya. Ren menatap tajam sambil memberi kode untuk diam.
Mata Ren menatap melihat ke nomor pemanggil dan mencocokkan dengan nomor Danu di ponsel dia sendiri. COCOK!
Gia sudah ingin menghilang saja rasanya, kakinya sudah terasa lemas. Ingin berteriak tapi tentu taruhannya adalah Lyn. Suara di batinnya menggedor mengatakan: TUH KAN, APA AKU BILANG! NGEYEL, SIH!
"Nana sayank, kok malah ditutup sih teleponnya? Ada apa?" Kali ini bahkan Danu menambahkan kata 'sayank' di sana.
