"Apa kau mau ada pembantu yang ikut menemani kamu di penthouse? Tidak perlu, karena aku sendiri yang akan membantu kamu nantinya di sana."
"Hah?" Gia mendelik kaget sampai-sampai Kei terkejut dalam tidurnya. Dia lekas menepuk-nepuk lembut paha Kei agar bocah itu tenang dan tertidur kembali.
Untung saja Kei tidak jadi rewel dan terlelap lagi seperti sebelumnya, sehingga mereka tidak perlu kelabakan.
"Hghh … kamu ini kapan sih paham kalau Kei itu tak suka nada tinggi dan keributan," keluh Ren.
Gia melengos kesal, siapa juga yang membuat dia bertingkah begitu? "Aku masih ingin bekerja, dan itu adalah sebuah pekerjaan sebenarnya, di tempat sebenarnya." Gia menekan emosi dan menurunkan suaranya agar tidak mengagetkan Kei lagi.
"Menjadi babysitter adalah sebuah pekerjaan, Gee, dan tempat bekerjanya juga nyata! Sebuah rumah dengan bocah cilik. Sesuai yang kamu mau."