"Ini memang sedikit megkhawatirkan, Tuanku. Dan, orang tua angkat di bumi mereka sudah mati karena perusahaan bangkrut serta para buruh menuntut upah yang tidak terbayarkan. Itu salahnya karena tidak memberikan tumbal setimpal."
"Beritahu aku begitu kau mendapat kabar lagi."
Lord Hebron membungkuk hormat, lalu elang biru kecil yang bertengger di tempatnya di samping pintu membentangkan sayap dan melayang ke meja. Ia mengenakan kekang, pelana, dan pijakan kaki. Lord Hebron melompat ke punggungnya dengan angun, dan mereka terbang keluar jendela yang sengaja dibiarkan Lord Zakara terbuka lebar untuk mereka.
Ia membiarkan jendela tetap terbuka selama semenit, biar udara dingin menusuk, dan ia bersandar di tempat duduk di ambang jendela, mempermainkan rambut panjangnya, tampak jelas wajahya penuh dengan kekhawatiran.