Gadis itu lalu memintaku untuk menerinya sebagai teman. Dia berjanji tidak akan kembali menjerumuskanku malah ingin melindungiku. Dia merasa, aku telah menjadi penolongnya sejak pertama bertemu, sejak masuk kedalam hutan, menurutnya keberadaanku sudah dianggap sebagai teman. Sehingga ketika ingin menyerahkanku kepada sosok itu, dia mengulur-ulur waktu.
Di dalam hutan itu dia juga mengengam tanganku sangat erat karena tidak ingin melepaskannya. Dia sangat takut pada sosok itu, tetapi juga sangat tidak rela menyerahkanku kepadanya. Sampai dia merencanakan untuk meinggalkanku di tepi danau dekat hutan lindung kota Z.
Usai menidurkanku di sana, dia lekas menemui sosok itu untuk mendiskusikan pemintaannya. Dia meminta supaya sosok itu tidak menganggu aku lagi, dan menyarankan mencari tumbalnya sendiri. Mulanya sosok itu murka, dia merasa dihianati, kemudia bertepatan datangnya pesuruh lain yang membawa tumbal lebih besar, sosok itu melapaskannya.