Gadis kecil itu merasa malu, dan membungkuk sangat rendah untuk menyembunyikan kebingungannya. Ia berharap mudah-mudahan tidak mengungkapkan terlalu banyak keadaan wanita itu kepada tabib, ia merasa takut melukai perasaan Petapa yang sudah berusaha mengobatinya.
Petang berikutnya ia bergegas ke lembah begitu gembira, membawa nasi manis yang dibungkus daun. Ia sangat ingin memberitahu Petapa apa yang sudah dilakukannya, dan memberikan obatnya kepada wanita tersebut, sipa menerima pujian dan ucapan terima kasih darinya, dan yang paling diinginkannya adalah melihat si wanita tidur itu terjaga dan bercakap-cakap dengannya. Mereka bisa bersahabat. Pikiran senangnya bertubi-tubi muncul membuatnya berjalan sambil tertawa.