Suara tawa canda orang-orang di warung membangunkan tidurku. Aku mendapati tubuhku meringkup ditempat duduk, menahan dinginnya malam, membuat seluruh angota badan pegal linu dan kaku. Kakiku sangat gatal dan membintik merah seperti dihisap nyamuk, beberapa diantaranya terlihat terbang perlahan meninggalkan kakiku karena sudah kenyang dan berbadan gemuk.
Aku melihat Pak Dika masih mengobrol asyik bersama teman-temannya di pingir empang. Ternyata aku ditinggalnya sendiri sesaat tidur. Pandanganku mencoba menelisir setiap sudut warung kopi, melihat pemuda yang sudah tertidur lelap dipojokan, sesepuh yang berdiri pingir jalan menghadap ke hutan, entah apa yang dia lakukan. Dan, ibu warung mulai menguap karena rasa lelah sudah menguasai tubuhnya.