Dirumah sakit umum daerah tanggerang pada pukul 20.15 WIB malam pada tahun 2019, sirine ambulan terdengar datang menuju rumah sakit menurunkan seseorang yang berada diatas troli berlalu mendorongnya menuju sebuah ruangan. Instalasi Gawat Darurat diblok 7 yang letaknya tak jauh dari kamar jenazah, seorang dokter dan suster berdatangan kearah kami, "kondisinya lemah!", ibuku menahan rasa sakit di dada nya. Air mataku tak dapat berhenti melihat kejadian yang kulihat didepan mataku. Ayah begitu panik saat ibuku dimasukkan kedalam ruangan sedangkan para suster melarang kami untuk masuk, aku hanya bisa menangis bersama dengan adikku yang berada disampingku.
"tidak apa-apa", ayah menghiburku. Ingin kuhentikan tangisanku tetapi hatiku tetap saja cemas memikirkan keadaan ibu, kami hanya bisa menunggu diluar agar pemeriksaan bisa dilakukan. Ruangan ditutup.
Beberapa menit telah berlalu
Pintu kamar UGD terbuka secara perlahan, seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.
"gimana keadaan istri saya dok?", tanya ayahku. Dokter hanya menggeleng dan berkata maaf pada ayahku, menjelaskan kalau keadaan yang dialami ibuku sudah sangat terlambat saat dibawa kerumah sakit, ayahku langsung mendorong pintu dan masuk kedalam ruangan, adikku kira menangis semakin kencang mengikuti ayah sedangkan aku tak se berani itu untuk masuk kedalam ruangan melihat kondisi ibuku. Detik itu juga aku merasa duniaku telah berakhir.
Bagaimana kehidupan ku mendatang tanpa ibu?
Tetap kulangkahkan kaki ku meski berat melihat ibuku untuk yang terakhir kali nya.
Pandangan yang benar-benar menyedihkan.
Ayahku memeluk tubuh ibu tanpa mengatakan apa-apa sedangkan adikku menangis sambil membangunkan tubuh ibuku yang sudah tidak bernyawa.
Pukul 20.35 ibuku meninggal akibat terkena serangan jantung mendadak yang sudah diderita nya hampir 2 tahun yang lalu, aku bahkan belum mengucapkan kalimat terakhir pada beliau, kenapa dia harus pergi untuk selama-lamanya? dalam hati aku ingin beranggapan kalau semua ini hanya mimpi, sebuah mimpi buruk untuk ku dan setelah terbangun aku masih bisa bertemu dengan ibuku kembali.
Tak jauh dari kami ada banyak kerumunan orang yang sedang sibuk mengantarkan jenazah seseorang.
"apa keluarganya sudah dihubungi?"
"sudah..., setelah beberapa waktu kecelakaan itu terjadi"
"segera masukkan mayatnya kekamar jenazah"
Sebuah troli mengangkut jenazah seorang perempuan kecelakaan, mayatnya dimasukkan kekamar jenazah saat selang beberapa menit setelah ibuku dipindahkan. Mayat nya berada tepat disebelahnya, biasa nya mayat korban kecelakaan itu mengerikan, tubuhku agak gemetaran saat berada di dekat nya.
Ayah keluar untuk mengurus administrasi agar mayat ibu bisa segera dibawa pulang, kira adikku masih saja menangis disamping ku.
Seorang suster masuk kedalam dan mengecek kondisi mayat wanita korban kecelakaan itu, ketika penutup kain putihnya dibuka, Cantik ! ujarku dalam hati seketika melihatnya dari jauh, tak ada luka yang tergores atau sangat fatal menempel ditubuhnya.
Wanita cantik dengan pakaiannya serba putih, kulitnya pun mulus dan bibir merah nya seolah membentuk seulas senyuman. Sangat tenang! aku hampir membandingkan nya dengan ibuku.
Laksana bidadari yang meninggal dunia dengan wajah cantik penuh keikhlasan pergi kedunia sana.
Mataku masih saja tertuju pada sosok jenazah wanita itu. Terpaku! sampai suara seseorang terdengar masuk dengan memanggil nya "mama..."
sudah membuatku tersadar dari lamunan (imajinasi). Teriakan histeris yang dilontarkan seorang anak lelaki yang sepertinya sebaya denganku masuk langsung berhambur ke mayat wanita itu.
"mama jangan tinggalin aku ma..., siapa yang akan menjagaku jika mama pergi..." Anak lelaki itu juga sama kehilangan nya sepertiku. Masa depan tanpa seorang ibu? apakah itu berat? sungguh berat! mungkin itu yang tergambar pada kami sekarang. Kain putih yang tadi nya menutupi mayatnya sudah terbang entah kemana, air mata yang dikeluarkan anak laki-laki itu menunjukkan begitu sangat kehilangan. jika seorang lekaki sudah meneteskan air matanya maka semua itu jujur akan adanya. Kegilaan nya semakin menjadi saat tangannya mencoba menggerak-gerakan mayat ibunya, meski salah satu suster sudah mencoba menjelaskan padanya.
Kejadian dihadapanku membuatku berpikir, mungkin perasaan yang ada didalam hatinya sama sepertiku,
air mataku kering! selemah itu juga kah aku kehilangan sosok ibuku?
Seorang ibu adalah kekuatan bagi setiap anaknya, kehadirannya disetiap moment dimana kita bisa berdiri dari kecil sampai dewasa, kehilangan nya adalah sesuatu yang mungkin bisa menghilangkan setengah dari dunia kita.
Tanganku lancang menyentuh bahunya "hey..., biarkan ibumu pergi dengan tenang, ikhlasin dia", hiburku padanya, kutinggalkan adikku sejenak disana menemui anak lelaki itu.
"pergi...jangan ganggu aku...", teriak nya sembari tanganku dihempaskan jauh. kesadarannya hilang! "aku...juga sama sepertimu...", teriakku balik, sedikit keberanian lagi kutarik tangan nya sampai tubuhnya berbalik padaku.
"tenanglah..., sembari ku mengusap punggung bahunya. Tak sengaja muka kami bertatapan, mata yang mengeluarkan air mata itu begitu sangat kehilangan hingga tak tega harus mengatakannya.
"tidakkah kau lihat! mamamu pergi dengan senyuman dibibirnya, itu bertanda dia sudah ikhlas ninggalin dunia ini" , beberapa detik mengartikan kalimatku dan memandang lekat ke wajah mamanya, senyum itu nyata! kedua tangannya lalu menangkup wajahnya. bersuara lirih memanggil mama.
"mama...adilkah semua ini bagimu?, gumamnya masih menangis. "seandainya semua ini tidak terjadi, pasti mama masih hidup"
Seseorang lelaki datang memasuki ruangan lalu mendekat pada kami. "tuan muda tenanglah...,mencoba ikut menenangkannya.
"ini semua tidak adil untuk mamaku"
"mohon hetikan semua ini dan mari kita pergi dari sini ". Anak laki-laki itu menurut ketika lelaki itu menuntunnya keluar dari kamar jenazah membawanya pergi dari hadapanku.
Aku hanya bisa memandang nya pergi menjauh dan mencoba menenangkan adikku lagi setelah ayahku datang membawa kami pulang bersama jenazah ibuku yang akan disemayamkan. apa dia akan baik-baik saja? sama sepertiku.
setelah melewati koridor menuju pintu keluar langkahnya terhenti. "dimana papa, kak?" , kakaknya hanya terdiam tak menjawab.
"kau baik-baik saja adikku?" sembari memeluk anak lelaki itu. "tenanglah kau masih memiliki ku bersamamu"
Tangan adiknya mulai melepaskan pelukan sang kakak.
"aku...ingin pergi sebentar"
"kemana?" , selidik kakaknya.
"menemui seseorang", jawabnya. kakaknya berusaha mencegah tapi tangan seseorang menghalangi untuk membiarkan nya tetap pergi.
"biarkan dia pergi tuan muda"
...tapi...
" apakah tuan muda juga sudah baik-baik saja? " kepalaku mengangguk.
Kamar jenazah itu sudah nampak sepi tanpa adanya orang disana selain terbaring jenazah yang masih disana.
Dia mencoba menghiburku padahal dirinya sendiri juga sedang rapuh. gadis itu sama sepertiku! aku melepaskan nya pergi tanpa berkata-kata. Berlalu meninggalkan bayangan, tanpa tau siapa dirinya
KEHIDUPAN SEPERTI APA YANG AKAN DIJALANINYA DIMASA MENDATANG, dalam hatiku bertanya-tanya.
Kenangan dan ingatan orang yang sudah mati akan selalu ada didalam hati yang masih hidup, kita yang masih ada harus mengikhlaskan apa yang terjadi karena semua itu sudah takdir yang kuasa, seandainya bisa memilih kita pasti akan memilih yang terbaik yaitu selalu bisa berada bersama dengan orang-orang yang kita sayangi dan cintai selamanya.
LIFE GO ON...