Mampu menjadi penopang saat kedua orang tuanya goyah. Menjadi penerang kebahagiaan bagi sekelililing mereka. Serta yang terpenting tidak tumbuh menjadi seorang bajingan.
Ketakutan Mika
Mika melangkah dengan cepat di sepanjang pinggiran jalan. Sesekali matanya awas menatap ke belakang, melihat apakah Andra mengikutinya. Sedari tadi juga, Mika melihat ke sekeliling, barangkali ada taksi atau menemukan pangkalan ojek, setidaknya. Namun, belum ada satu pun yang dia tampak. Keringat dingin mulai bercucuran dari dahinya. Penuh ketakutan akan Andra. Lelaki itu begitu terobsesi sekali dengan dirinya.
"Mika ... Mika!"
Teriakan itu, berasal dari Andra, tertangkap rungu Mika. Seketika laju jalannya pun bertambah. Untung saja dirinya memakai sandal jepit, jadi tidak menyulitkannya.
"Aku harus segera pergi dari sini," batin Mika.