Damir merasa tangannya begitu berat. Saat membuka mata, embusan napas seseorang mengenai matanya.
Baru tersadar setelah beberapa detik saat matanya membuka sempurna.
"Celeste."
Suara Damir begitu serak. Yang mana membuat teman perempuannya ikut tersadar dari tidur.
"Damir. Kau sudah bangun, jam berapa ini?"
Damir perlahan-lahan mengambil tangannya. Sedikit keram, dia mengibaskan di udara.
"Aku sepertinya terlambat," ujar Damir yang sedikit kesal.
"Kau tidak terlambat," ujar Celeste lagi.
Damir menatap sebal ke arah perempuan yang masih belum mengatakan apa-apa itu. Dia merasa malam tadi, adalah sebuah kesalahan fatal darinya.
"Aku terlambat. Kau sebaiknya diam saja dan tidak perlu mengatakan apa pun," ujar Damir dengan suara yang sangat ketus.
Celeste hanya menatap sekilas. Tidak peduli dengan perkataan Damir barusan. Yang jelas dia masih sangat mengantuk.
Sedangkan Damir sudah memeriksa surat elektronik yang masuk ke akunnya. Beberapa pesan dari Nakula juga terlihat.