"Kau kenapa lesu sekali?"
Nakula menegur asistennya yang sejak tadi menguap. Lingkaran mata Damir memang terlihat cekung. Tampak sekali kurang tidur.
"Anda ingin tahu Tuan?" tanya Damir yang sedikit menyinggung Nakula.
"Tidak. Untuk apa juga aku tahu kesulitanmu."
Mendengar ini, membuat Damir ingin sekali menghantam kepala Nakula. Akan tetapi, dia masih memiliki adab, jika Nakula memang atasannya.
"Anda jangan seperti ini, Tuan. Saya seperti ini lantaran Nona Celeste tidak henti berbuat onar di sepanjang malam."
Damir sekali lagi menutup mulutnya. Berusaha sekali agar tidak kedapatan menguap di depan Nakula.
"Oh ya? Apa yang dia inginkan?"
"Meminta saya menikahinya."
Nakula cukup tercengang. Kedengarannya, sangat mustahil untuk seorang Celeste. Bukan Nakula meragukan pesona Damir. Hanya saja, Celeste selama ini kedapatan ingin mengharap cintanya. Bukan kah ini terasa aneh.
"Kau mau?"
"Mana bisa seperti itu."