Memandang wajah beku Tuan Peter, Nakula diliputi rasa bersalah. Biar bagaimanapun Tuan Peter datang untuk menemuinya. Terlepas dari apa tujuan dia datang.
"Kau menyusul teman lamamu," ucap Nakula pada mayat Tuan Peter.
"Sampaikan salam untuk Profesor Kage."
Nakula sejak tadi memasukan tangan di saku. Tidak tahu harus melakukan apa pada mayat yang sudah kaku ini.
Kepalanya terluka. Sudah dibersihkan, tapi tetap ada sebaris yang terus keluar. Seakan enggan untuk menutup diri.
Samar-samar di ruangan jenazah yang dijaga ketat. Nakula menangkap perbincangan dokter jaga rumah sakit ini.
"Profesor Shawn Peter memiliki kecerdasan yang hampir sama dengan Profesor Kagendra. Apa sebaiknya kita ambil organ dalamnya dahulu untuk penelitian?"
Nakula masih diam saja. Dia tidak bergerak dari tempatnya agar suara yang ditangkap tetap jernih.
"Boleh juga. Bilang pada keluarga akan melakukan otopsi."