Hari kedua di Singapura, Jane merasa lebih baik. Dia merasa nyaman di tempat ini. Bebas bergerak karena tidak ada pelayan atau pekerja yang lalu lalang di depannya. Tapi juga tidak bisa asal makan seperti saat di Jakarta.
"Nakula, aku lapar. Aku akan masak dulu ya. Kau masih mengantuk?" ucap Jane pada pria di sampingnya.
"Em, akan makan apa? Aku akan masak sebentar," ujar Nakula meski matanya masih terpejam.
"Aku saja, kau lanjut tidur saja."
Jane mengangkat selimut untuk dia turun dari ranjang.
"Eh, aku bantu."
Nakula langsung menyusul Jane. Dia sudah berjanji akan menyiapkan segala keperluan Jane. Akan sangat berdosa jika melihat istrinya turun ke dapur sendiri.
Belum sampai dapur, pintu apartemen mereka di ketuk. Nakula harus melihat dulu siapa yang datang.
"Ibu," ucapnya saat melihat Maya di depan pintu.
"Ini ibu bawakan sarapan," ujar Maya yang sudah masuk.
Maya meletakkan makanan yang dia bawa di meja.