"Archie, Ahmad, Anang, Agus, Arrasya, Basil, Bagus ... argh!"
Jane menutup buku-buku tebal di depan matanya. Dia sudah tidak sanggup lagi untuk membaca dan mencari nama yang pas untuk calon anaknya.
Ada begitu banyak nama. Tapi dia harus mengelompokkan pada hal kecil.
Sementara Nakula dan dirinya hanya butuh satu nama untuk masing-masing anak mereka. Sedangkan nama tengah dan akhir, sudah ada.
"Astaga, ini nama banyak sekali. Artinya bagus, diucap juga terdengar merdu. Apa kita tidak bisa memilihnya?" ucap Jane yang bermonolog sendiri.
"Ini ibu dan Papa, bagaimana bisa memutuskan untuk Jane dan Jade? Dari jutaan nama loh. Apa jangan-jangan mereka asal ucap saja?"
Jane sudah mulai over thinking. Dia merasa sebagai orang tua sungguh sulit. Dimulai dari membuat, menjaga, menentukan nasib, berdoa, nanti dilanjutkan mengurus dan membiayai juga mendidik mereka.
Jane yang pikirannya sedang terbagi, dilanda stres sendiri.