Jane mengejar Nadine pergi. Dia tentu saja paham dengan perasaan Nadine yang begitu terluka.
Jika Estelle datang sendiri, justru akan memudahkan mereka. Atau Celine yang memang diatur oleh ibunya.
Tapi Nadine, dari awal Sky dan Erlangga sudah salah. Akan diperbaiki dengan memohon padanya, ternyata sudah terlambat.
"Ini pakailah," ujar Jane yang mengulurkan tisu pada gadis di sampingnya.
Sesuai dugaan Jane, Nadine berlari ke arah parkir. Tapi dia tidak masuk ke dalam melainkan bersimpuh di samping mobilnya.
"Untuk apa kau mengejarku?" tanya Nadine dengan sinisnya.
"Perempuan memahami perempuan. Kita saling mendukung, dan kita saling memahami satu sama lain. Benar begitu kan?"
Mata Nadine sudah sangat basah. Air matanya tumpah pada pipi dan terus mengalir ke bawah.
"Kau pasti sedang menertawakanku ya?" ujar Nadine yang begitu jelek menuduh Jane.
"Apa aku terlihat begitu senang dengan kabar ini?" tanya Jane.