Nakula menunggu dokter keluar selama dua jam lebih mengoperasi ayahnya. Dia tidak berpikir yang macam-macam. Penyebab kematian ayahnya, murni karena ajal yang menjemput. Tidak berpikir terkena racun atau hal lain yang lebih buruk.
"Saudara Nakula," ujar Dokter yang juga dia kenal.
Nakula berdiri. Dia pun mengekor dengan dokter tersebut. Dokter yang bernama Yusuf itu membawa Nakula ke ruangan khusus miliknya bertugas.
"Sebelumnya, saya turut terduka cita atas meninggalnya Profesor Kage, Nakula. Sungguh dalam mengoperasi beliau, pikiran saya campur aduk sekali rasanya," sahut Dokter Yusuf yang matanya sudah basah.
"Terima kasih atas perhatiannya, Dokter. Kami sudah ikhlas dengan kepergian beliau," sahut Nakula.
Meski berucap demikian, Dokter tahu jika Nakula sedang tidak baik-baik saja. Pria itu pasti sedang banyak berpikir tentang kejadian yang begitu cepat ini.
"Kau begitu tegar. Kau sama dengan ayahmu yang sabar."
