Kage memejamkan mata. Tinggal Nakula dan Jane yang merasa heran dengan tenangnya sikap Kage.
"Ayah tenang sekali. Tapi Nakula, napasnya?"
Jane segera mengulurkan jari telunjuknya ke bawah hidung. Dia tidak merasakan embusan napas di sana.
"Nakula, ini tidak ada—"
Jane tidak melanjutkan kata-katanya. Dia sudah menutup mulutnya menahan histeris yang mungkin akan keluar dari mulutnya.
"Nakula."
Jane menggoyang-goyangkan tubuh Nakula. Suaminya itu tidak bereaksi sama sekali. Jane merasa cemas dengan hal ini. Takut jika Nakula terlampau syok.
Dengan sisa kesadaran, Jane keluar dari kamar. Dia melihat pelayan yang tadi melayaninya.
"Pelayan Rat, tolong panggilkan dokter," ujar Jane yang sudah menangis tersedu.
"Apa yang terjadi Nona?"
Pelayan Rat sudah tidak enak perasaannya. Dia hanya bisa menerima pelukan Jane. Perempuan di pelukannya begitu rapuh.
"Panggil dokter, atau bawa ayah ke rumah sakit segera," sahut Jane lirih.