Bara membawa Nakula bertemu salah satu kliennya. Dia berpikir Nakula cukup potensial untuk mengerti atas projek yang akan mereka lakukan nanti.
"Kau masih memikirkan ayahmu?" tanya Bara di sela mereka menunggu.
"Eh," ucap Nakula spontan. Dia menoleh ke arah Bara yang menunggu jawabannya.
"Sedikit Paman. Aku hanya merasa aneh dengan Ayahku," ujar Nakula.
"Semua akan banyak teka-teki. Termasuk orang yang kita cintai juga," sahut Bara.
Nakula menarik napas panjang. Dia kembali berpikir tentang ini. Berpikir jika selama ini, dia yang paling tahu tentang ayahnya. Tapi nyatanya tidak. Nakula tidak tahu apa-apa tentang ayahnya.
"Singkirkan dulu pikiranmu menegenai urusan pribadi. Kita maju dulu ke ruang rapat. Sebentar lagi, Mister Alfonso akan datang."
Nakula merapikan dasinya. Dia menuruti apa keinginan Bara. Saat ini lebih penting untuk membantu Bara mendapatkan pekerjaannya. Dari pada terus menerus melamun perkara ayahnya yang jauh di sana.
