Nakula dan Jane saling tatap. Mereka seperti berbincang hanya lewat mata yang saling memandang.
"Ayo Nakula. Kita masuk ke dalam."
Tidak kuat terus saling tatap. Jane memilih menyeret Nakula. Jangan remehkan tenaganya. Karena Jane juga suka berolahraga dan menjaga makan.
"Memangnya kalau masuk, ingin diberikan apa?" tanya Nakula dengan menempel bibirnya di telinga Jane.
"Kuberikan hatiku untukmu, Nakula."
Jane menjawab asal. Yang terpenting mereka sudah masuk ke dalam kamar terlebih dahulu. Perkara nanti-nanti, bisa dia pikirkan selanjutnya.
"Bukannya sudah diberikan. Kalau tubuhnya nih yang belum."
Jane merengut sebal. Dia melepas pegangan tangan dari Nakula. Memilih ke meja rias untuk membersihkan riasannya.
"Nah kan. Kalau sudah diberikan dengan ikhlas, ciri-cirinya itu dipeluk dengan sepenuh hati dan perasaan. Ini justru ditinggal begitu saja," sahut Nakula.
Nakula ikut duduk di samping Jane. Memperhatikan apa yang dilakukan gadis itu dengan mata langsungnya.