Lampu di pojok kasino terasa remang. Tempat ini didesain khusus untuk seorang gadis kesayangan pemilik tempat ini.
Sudah ada dua botol kosong di depan gadis tersebut. Sejak tadi dia terlihat gelisah. Bibirnya menggerutu dengan tangan yang sibuk pada layar ponsel.
"Celine, esás de licencia?" tanya seseorang yang menegur gadis tersebut.
(Celine, kau sedang cuti?)
"Ya. Ada apa Sonya?" tanya balik gadis yang bernama Celine tersebut.
"Ah, tidak. Aku hanya heran saat kau menghabiskan dua botol cachaça dengan mudah."
Sonya terkekeh dengan menutup mulutnya. Gadis yang juga pemandu di kasino itu menatap iri kepada Celine. Dari segi fisik mereka tidak jauh berbeda. Berasal dari keturunan Eropa dengan mata hijau. Tapi dari sisi keberuntungan, Celine lah orangnya.
Celine hanya menanggapi dengan senyuman. Dia tidak berminat untuk mengobrol lebih dalam dengan Sonya. Gadis itu sudah tahu kalau Sonya menaruh rasa tidak suka dengannya. Meski bibir mengatakan berteman.