Marina Bay, Singapura
Satu Minggu yang lalu.
"Jade, aku ingin bicara padamu."
Pukul satu malam, Jane mengetuk pintu kamar saudara kembarnya. Untung saja Jade memang terbiasa begadang. Dia dengan senang hati membukakan pintu.
"Ada apa, Jane?" tanya Jade.
Meski kesal dengan saudara kembarnya, Jade tidak bisa menolak gadis ini. Dia begitu sayang dengan perempuan yang ada di depannya. Begitu sulit baginya marah.
"Aku ingin bercerita tentang Ibu," ujar Jane yang mengawali perbincangannya.
"Kenapa dengan Ibu? Sudah lima tahun aku tidak bertemu beliau," ujar Jade yang pandangannya justru menerawang jauh.
"Ibu semakin keterlaluan Jade. Dia kesulitan keuangan. Aku tidak tahu apa yang beliau pikiran selama ini. Hidupnya kacau, tapi dia tetap senang sudah bersama Zachary dan Paman Andri. Sedangkan kita hanya digunakan sebagai alat untuknya bertahan hidup."
"Kau masih sering diminta uang?" tanya Jade.
