Pertikaian karena pelukan yang disengaja, membuat Nakula dan Jane tidur saling berbalik. Nakula sudah berusaha untuk merayu Jane. Tapi gadis itu masih saja bergeming.
"Kau sampai kapan marah, Sayang?" tanya Nakula. Dia sengaja memainkan rambut Jane dari belakang.
"Sampai aku mood untuk memaafkanmu," sahut Jane dengan tetap membelakangi Nakula.
"Astaga, aku minta maaf Sayang. Bisakah kau memberiku maaf. Paling tidak, ayo berbalik ke sini."
Nakula tidak habis akal. Dia justru memeluk Jane. Mengendus rambutnya. Harum dari pencuci rambut, begitu melenakan dirinya.
"Diam Nakula, kau kira tidak geli apa, heh."
Jane seperti cacing kepanasan yang melenggak-lenggok di depan Nakula. Pria itu berhasil membuat bulu kuduknya merinding. Sentuhan Nakula dan ciumannya yang halus membuat Jane seperti terbakar.
"Sudahlah."
Dengan sisa perasaan warasnya. Jane berhasil untuk bangun. Dia menatap Nakula tajam. Sementara pria itu hanya menyeringai.