Sebenarnya bisa saja Nakula mengabaikan perkataan Jade. Tapi dia tidak ingin membuat Jane bersedih.
Maka di sini lah mereka berempat. Duduk dalam sebuah kafe untuk meminum kopi dan makan siang bersama.
"Jadi kau pengusaha robot dan jaringannya?" tanya pria teman dari Jade dan Jane yang bernama Jhons.
"Yup. Benar," ucap Nakula singkat.
"Memang ada untungnya, buka di Indonesia? Setahuku, di sana belum banyak yang menggunakan mesin."
Jhons bertanya sekaligus mencibir. Dia mungkin belum paham dengan keuntungan yang Nakula dulang. Saat ini memang belum banyak, dari pihak robot. Tapi beberapa tahun ke depan, tentu akan maju pesat.
"Kalau tidak ada untungnya, saat ini saya sudah buka pre-order ayam goreng, mungkin."
Nakula berkata santai. Menghadapi pencibir memang harus dengan kepala dingin. Tidak perlu banyak mengeluarkan ucapan yang membuat dia terlihat bodoh.