Jane kesulitan untuk tidur. Jelas sekali kalau sedari tadi hanya berbaring dengan menatap cincin berlian yang ada di jemari manisnya.
Dulu sekali, Nakula pernah memberikan untuknya. Karena putus, Jane membuang cincin ini begitu saja. Tidak menyangka kalau akan kembali ke jarinya.
"Aku selalu menyimpannya. Karena dia hanya mau bertuan kau."
Perkataan Nakula terasa hangat. Dia mencari di mana Jane membuang cincin dan mendapatkannya. Mungkin karena kesempatan begitu pas, Nakula memberikan sekarang.
"Cincin itu selalu menangis karena kehilangan pemiliknya. Benda saja sayang begitu kepadamu, apa lagi aku."
Mengingat ucapan Nakula tadi, Jane sontak bersenyum. Membayangkan bagaimana si cincin yang menangis saja, dia tidak pernah bisa.
"Cincin yang menangis atau kau?" tanya Jane saat itu.
"Dua-duanya. Kalau aku ya tentu saja menangis. Sudah telanjur sayang. Si sayang pergi membawa sebelah cinta."
