Liana berjalan menuju ruang makan dengan pikiran yang masih berkecamuk. Dia tidak menyangka jika Bara ternyata masih ingat begitu mencintai Vella, bahkan sampai memiliki segala koleksi foto tentang gadis itu. Jujur saja mengingat hal itu Liana merasa sedikit ngeri. Apa benar Bara mengirim mata-mata untuk mengawasi kegiatan Vella selama ini? Tetapi, untuk apa? Masa iya hanya untuk mengambil potret sahabat nya itu dari kejauhan saja? Benarkah? Atau, Bara juga telah menyusun rencana lain?
Liana jadi semakin gelisah saat memikirkan hal itu. Di tambah dengan dirinya yang sudah putus komunikasi dengan Vella.
"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku membicarakan hal ini kepada Vella? Tetapi bagaimana caranya? Sementara saat ini satu-satunya orang yang bisa aku hubungi hanyalah mama." Liana terus berpikir.