Bara kembali ke dalam kamarnya. Di sana dia kembali tak bisa tidur karena teringat akan Liana. Di mana gadis itu selalu saja menyusahkan dirinya terutama jika sedang menginginkan sesuatu. Dan itu selalu membawa sang buah hati sebagai alasan. Tentu terkadang Bara tak percaya akan hal itu. Ada kalanya pria itu mengira kalau Liana hanya alasan saja. Tak ada yang namanya ngidam. Yang ada memang gadis itu lah yang sedang menginginkan.
Bahkan malam tadi bukanlah kali pertama bagi Liana untuk meminta tolong padanya. Entah memohon secara langsung, juga sesekali mengirim pesan permohonan ketika mungkin saja gadis itu tak menemukan adanya Bara di rumah.
Dan selalu hanya bentakan, sentakan dan makian yang Liana dapatkan ketika melakukan permohonan permohonan tersebut. Itu pun nyatanya gadis itu sama sekali tak menyerah karena memang seperti yang sering Liana katakan. Ngidamnya itu ingin sekali dicarikan oleh Bara dengan selalu menegaskan jika Bara adalah Ayah dari anak itu.