"Oh iya, Non. Tadi ada apa ya di ruang makan? Kok Bibi dengar seperti ada yang jatuh? Setelah itu tiba-tiba tuan Bara keluar begitu saja. Bibi mau nyamperin tapi ragu," tukas Bibi Nani yang sejak tadi menyimpan rasa penasaran nya sendiri.
"Ah itu ..." Liana sejenak terdiam seraya berpikir. "Tidak ada apa-apa, Bi. Entahlah. Bibi tahu sendiri bagaimana Bara kalau denganku. Aku bahkan tidak melakukan apa-apa tadi. Hanya makan seperti biasa saja. Tapi tiba-tiba dia berdiri sembari menggebrak meja." Liana mengangkat bahunya sekilas tanda acuh.
Padahal sebenarnya terkadang gadis itu masih saja kepikiran apalagi saat kembali teringat dengan kalimat terakhir yang berupa ungkapkan sebelum benar-benar pergi dari ruang makan itu. Sepertinya kemarahan Bara bukan dipicu oleh orang lain. Melainkan oleh dirinya. Apalagi sebelum itu barang pun sama sekali tidak berputar dengan ponselnya, jadi rasanya tak mungkin kalau ada alasan lain yang membuat pria itu tiba-tiba marah kecuali dirinya.
