Liana terus memandangi mobil Bara yang kian melaju jauh, bahkan pria itu tidak kembali menutup garasi karena darah tahu di pos jaga depan pasti selalu ada satpam yang menunggu. Memang Nyonya Almira sengaja memperkerjakan petugas keamanan selama 24 jam, tentu saja dengan dibagi menjadi beberapa sift.
Setelah memastikan mobil baru benar-benar pergi bahkan sampai hilang dari pandangan, Liana dengan tubuh yang sudah terkulai lesu menjatuhkan dirinya pada salah satu tembok terdekat Soraya terus memegangi dadanya yang terasa berat denyut nyeri.
Sungguh sejak awal pun Liana tahu kalau sifat Bara seperti ini. Pria itu adalah seorang pemain wanita tidak menanti karena dari segi manpun Bara memang selalu terlihat sempurna. Entah itu wajah, penampilan dan juga harta. Juga senyuman Manis dari pria itu yang selalu membentuk sebuah lesung pipit di wajahnya. Sikapnya yang ramah ketika berada di dunia luar juga menambah kesan tersendiri untuk pria itu.