"Tuan, sarapan sudah siap," ucap Bibi Nani yang baru saja masuk perpustakaan itu. Bara masih terdiam. Pikirannya terus bertanya-tanya tentang keberadaan Liana sekarang. Haruskah dia menanyakan ini? Bara sedikit menimbang.
"Nona Liana juga sudah menunggu Tuan di sana. Maksud saya di ruang makan," ucap Bibi Nani sedikit gugup. Baru kali ini rasanya dia benar-benar berinteraksi dengan tuan muda yang wajahnya selalu datar itu. Bahkan tiap diajak bicara sering kali tak merespon hingga para maid harus belajar tentang bahasa tubuhnya.
Ya, setidaknya benar-benar menghadapi langsung membuat Bibi Nani jadi dapat membenarkan ucapan dari para rekan maidnya.