"Wah, wah, wah! Ada apa ini?" ujar Bara seraya berjalan menuruni tangga dengan begitu santai. Sebenarnya sejak pertama kali Liana datang pun dia sudah mengetahui itu. Namun Bara menunggu waktu yang tepat untuk memunculkan wajahnya.
Nyonya Almira, Tuan Adyasta dan Liana yang mendengar itu pun sontak menghentikan langkah mereka dan menoleh.
"Bara?" ujar tiga orang itu bebarengan.
"Tumben sekali kamu seperti ini sudah bangun, Nak. Padahal kamu sendiri baru pulang pagi tadi." Almira seperti menyindir.
"Memangnya kenapa kalau aku bangun pagi, Ma? Mama sedih karena aku mengganggu kesenangan Mama di pagi hari dengan menantu baru Mama itu?" Bara tak kalah menyindir. Sementara Tuan Adyasta sendiri sontak menghela napas lelah karena hal ini. Tahu akan terjadi perdebatan lebih baik dia memilih menghabiskan waktu pagi harinya di meja kerja atau di perpustakaan dari pada harus berakhir seperti ini.