Liana yang tadinya merasakan benak begitu hangat karena sikap yang Almira tunjukkan, kini kembali lagi tertekan, tegang sekaligus bagaikan orang yang paling terasingkan di sana.
Harusnya sejak awal dia memang menyadari tempat dan posisinya hingga tak melambung tinggi dan berakhir jatuh pedih seperti ini. Orang-orang seperti Bara dan keluarganya mana mungkin mau berpihak kepada dirinya bahkan dengan rendah hati menerima dia apa adanya.
"Aku benar-benar bodoh karena sudah berharap lebih." Liana semakin merutuki dirinya sendiri. Sikap yang Almira tunjukkan memang benar-benar mampu mengelabuhi dirinya. Kini asumsi orang kaya kebanyakan jahat dan egois kian melekat pada pikiran gadis itu. Dia benar-benar benci dimanfaatkan namun dirinya sendiri tak tahu harus berbuat apa lagi. Rencana Almira benar-benar tak pernah terlintas dipikrannya sebelum ini.