Liana terus terduduk diam dan merenung. Terutama menentukan tindakan apa yang baiknya dia ambil setelah ini. Satu hal yang pasti, dia tak ingin bingung sendiri.
"Apa aku ambil penawaran dari Putri saja ya? Tapi sebelum itu aku bicarakan dengan Bara terlebih dahulu. Ya, bagaimana pun setidaknya dia harus memberi uang untuk ini." Liana kembali bergumam. Akhirnya gadis itu pun memberanikan diri untuk mengirimi pesan pada Bara perihal cara yang baru saja dirinya dapatkan.
Tetapi, cukup lama Liana menunggu tetap saja tak ada balasan dari pria itu. "Sebenarnya sedang apa dia?" Liana mengerucutkan bibirnya jengkel. Bara selalu saja terlambat merespon saat dia membutuhkannya. Dan itu benar-benar membuat Liana begitu jengkel, terlebih saat segala bayangan effort besar yang selalu Deon tunjukkan kepada Vella terus berputar di dalam kepalanya. Liana benar-benar ingin Bara sekali saja berlaku seperti itu terhadap dirinya.
