"Andai tadi itu benar, aku rela menghabiskan cukup banyak uang asal bisa berhasil." Liana menghela napas lemah, padahal dia sudah berharap sebanyak mungkin jika memang orang-orang dalam iklan tersebut dapat membantu dirinya, tetapi nyatanya justru harus kembali terpuruk seperti ini.
"Aku harus bagaimana lagi sekarang? Rasanya benar-benar buntu? Kenapa nasibku seburuk ini? Apa benar tidak ada jalan lain lagi yang bisa ku ambil?" Liana mendesah pelan. Kabut sedih benar-benar berhasil melingkupi wajah gadis itu. Meski beberapa saat kemudian semuanya tiba-tiba menghilang seiring dengan sebuah ide baru yang terlayang dipikiran Liana.