Delia yang mendengar semua penuturan dari Liana hanya terdiam mematung. Dia tidak menyangka jika saudara kandungnya bisa berbuat seperti itu. Wanita itu pun kian menangis tak henti di hadapan Liana. Berbagai kalimat maaf mengucur begitu saja seiring rasa sesal dan takut kehilangan membingkai hatinya.
Delia siap menanggung perkara apa pun, namun tidak dengan dia yang harus kehilangan Liana, karena sejak awal mengetahui jika dirinya hamil pun Delia sudah lebih dulu mendedikasikan diri seutuhnya untuk menjadi seorang ibu. Meskipun mendapatkan banyak cibiran dan rintangan, Delia tetap tidak pernah menyerah untuk merealisasikan keinginannya itu.