Liana yang telah tiba di depan pelataran rumah Bara hanya berdiri diam sembari sesekali berjinjit untuk mengetahui keadaan. Suasana rumah itu begitu sepi. Entah karena lahan dan huniannya yang sangat besar atau karena memang tak ada orang.
"Bagaimana cara agar aku bisa masuk ke sana?" Liana mengamati tiap rangkaian besi tinggi yang menjulang di depannya. Sama sekali tidak dia temukan adanya bel pada gerbang besi itu.
"Apakah mataku bermasalah? Mana mungkin rumah sebesar ini tidak ada bel nya? Bisa-bisa orang akan sakit tenggorokan kalau harus teriak-teriak memanggil nama si penghuni rumah." Liana terus melihat area sekitar rumah itu. Sembari sesekali mengamati bagian gerbang yang begitu gagah di depannya.