Pikirannya terusik saat pintu kamar tidurnya terbuka.
Sialan! Dia lupa mengunci pintunya, keluh Tan Xiuying.
Wu Fengge melenggang masuk dengan seenaknya seolah-olah dia adalah pemilik rumah itu. Dia membanting pintu hingga tertutup.
Tan Xiuying mengerang dalam diam. "Apa yang kamu inginkan, Tuan Wu Fengge?"
Rahang pria itu menegang. "Kamu. Aku menginginkanmu. Aku menginginkanmu sejak pertama kali aku melihatmu tadi pagi."
Tadinya dia menganggap pria ini menarik dan terhormat. Sekarang, setelah pria ini menerobos kamarnya dengan lancang, penampilannya yang tampan dan berwibawa telah kehilangan daya tariknya. Dia hanya seorang pria munafik yang terlihat kurus dan lamban.
Tan Xiuying juga tidak merasa terintimidasi olehnya. Sesuatu di dalam dirinya tiba-tiba terpicu. Tangannya bergerak perlahan ke pisau belatinya di bawah bantal.