"Ivy ... di mana dia?" tanya Max langsung setelah kesadarannya kembalk. Mirielle hanya merebahkan tubuh di atas ranjang Max, tanpa memberi jawaban atas pertanyaan sang kakak.
"Elle, jawab aku! Di mana Ivy?"
"Di temoat yang aman. Kau tenang saja, Max. Sebaiknya kau memulihkan kesehatan terleboh dahulu barulah meminta Ivory untuk kembali. Kasihan ia tersiksa selama kau pergi."
Max menundukkan wajahnya. Ia tak mengingat apa yang telah terjadi padanya, tetapi jika gadis sebaik Ivory sampai pergi, itu artinya ia telah melakukan banyak kesalahan yang membuat Ivory tak lagi mau bertahan dengannya.
"Elle, apakah ia baik-baik saja?" tanya Max dengan bulir bening yang mulai memenuhi bola mata hazelnya.
Mirielle tak tega untruk menyembunyikan kebwradaan Ivory, tetapi hal itu telah ia jadikan pantangan bagi Ivory agar gadis itu tidak keluar sekali pun Max yang memanggil namanya.