Mirielle membuka matanya yang terasa berat sejak kemarin. Ia tak tahu sudah berapa lama dirinya berada di tempat yang gelap dan dingin itu. Tubuhnya terasa sakit, karena ia harus tidur di lantai yang sedikit basah ditambah aroma tak sedap yang menyengat terus berputar di rongga hidungnya.
"Ron ...," lirihnya, meraba dasar tempatnya berbaring, seolah Ronan memang ada di ruangan itu. Ia berharap bahwa apa yang dilihatnya kemarin hanyalah mimpi.
Gadis itu bangkit perlahan, kemudian duduk dengan melipat dan memeluk lututnya.
"Halo, gadis cantik," sapa sebuah suara yang ia tahu bahwa itu bukanlah suara yang ia harapkan ia dengar saat ini. "Bagaimana tidurmu, apakah nyenyak?"
Wanita itu kemudian menyalakan lampu yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri.
Mirielle bisa melihat segalanya ketika lampu menyala, hanya saja ia tak bisa mengenali tempat apa ini, tetapi ia ingat aromanya. Ia seperti pernah datang ke tempat ini.