Chereads / Terjerat Cinta CEO Bakso / Chapter 6 - Menyematkan Cincin

Chapter 6 - Menyematkan Cincin

Tak hanya bakso, ia juga membuat olahan cemilan dari bakso, yaitu basreng yang sudah di kemas dengan cantik dan dengan omset yang tak main-main. Selain itu Djaka juga memiliki pabrik yang memproduksi bakso siap makan, basreng dan juga berbagai olahan dari bakso, dan semua produknya kini sudah ia eksport ke beberapa negara tetangga yang tentunya mendapatkan respon yang sangat baik.

Karena menikah secara mendadak pernikahan antara Zaskia dan Djaka kini hanyalah sebatas pernikahan secara agama dan belum tercatat di kantor urusan agama. Yang itu artinya pernikahan mereka belum sah di mata hukum.

"Kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri dimata agama. Tapi harap segera untuk mendaftarkan pernikahan ini di pengadilan agama!" tukas sang penghulu setelah proses ijab Kabul berlangsung.

Tak lupa mereka kini juga bertukar cincin. Cincin yang mana seharusnya Zaskia sematkan di jemari tangan Alvin yang ia cintai, namun nyatanya kini dengan enggan ia terpaksa menyematkan cincin tersebut di jemari tangan Djaka yang kini sudah resmi menjadi suaminya.

Tak lupa Zaskia juga diminta untuk mencium punggung tangan pria yang kini sudah sah menjadi suaminya. Rasanya sangat aneh memang, menjadikan seorang pria yang tak ia cintai dan tak ia kenal kini adalah suaminya. Namun mau bagaimana lagi? Bagi Zaskia hari ini adalah hari yang buruk dalam hidupnya. Sejarah akan mencatat di mana ia menjadi seorang istri dari seorang tukang bakso. Dan mulai hari ini juga Zaskia memutuskan untuk membenci Bakso di dalam hidupnya. Makanan yang merupakan favoritnya kini bahkan menyebut namanya saja ia merasa enggan.

Tak hanya Zaskia yang merasa tak nyaman, tentu saja Djaka juga merasakan hal yang sama. Ia yang baru pulang dari luar kota dan berniat untuk menghadiri perta pernikahan adiknya, justru kini ialah yang menjadi mempelai pengantin prianya. Djaka sendiri bahkan tak pernah membayangkan hal ini sebelumnya. Kini ia sudah resmi menikah dengan perempuan yang merupakan kekasih adiknya.

Djaka sendiri memang sudah beberapa kali bertemu Zaskia, karena memang Zaskia sering di ajak main ke rumah sejak beberapa bulan hari pernikahan tak terduga ini. Namun begitu baik antara Zaskia atau pun Djaka sendiri sama sekali tak pernah bertegur sapa atau pun mengobrol. Jika bertemu atau berpapasan, mungkin mereka hanya sebatas tersenyum tipis atau hanya sekedar mengangguk ringan. Tapi kini, cerita sudah terbolak-balik. Kini mereka justru menjadi pasangan suami istri yang sah.

Chandra dan Andini merasa sangat lega karena meskipun bukan dengan Alvin, tapi paling tidak kini putri semata wayang mereka jadi menikah. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi. Mungkin saja meraka akan menanggung malu yang tak terkira. Tak hanya itu keluarga mereka juga sudah pasti akan di kucilkan karena mitos yang beredar di daerah tempat tinggal Chandra yaitu jika perempuan gagal menikah maka ia akan menjadi perempuan pembawa sial. Bahkan akan sangat sulit baginya untuk bisa menikah lagi.

Djaka dan zaskia kini duduk di atas pelaminan yang megah dan mewah. Namun keduanya sama sekali tak terlihat bahagia, sama sekali tak ada senyum di wajah keduanya. Mereka berdua di tuntut utuk menyalami ribuan tamu undangan yang datang hari itu. Bahkan semua tamu undangan juga sama sekali tak menyangka jika pempelai pria ternyata berbeda dengan yang ada di pintu masuk, di mana terpampang foto prewedding antara Zaskia dan Alvin.

"Kamu jangan merasa menang, aku sama sekali tak suka dengan pernikahan ini," Bisik Zaskia di sela-sela saat mereka menyalami tamu undangan yang memberi mereka ucapan selamat menikah.

"Sama," Jawab Djaka singkat sambil melirik ke arah Zaskia.

Zaskia merasa kakinya sangat pegal. Ia harus menyalami ribuan orang bahkan sampai ia merasa betisnya serasa mau copot. Ingin sekali rasanya ia istirahat tidur di Kasur empuk dan ada seseorang yang memijat kakinya, pasti akan sangat nyaman. Tapi ia mau mengharapkan siapa? Djaka? Mustahil pria itu mau memijat kakinya.

Perlahan tamu undangan sudah mulai sepi, kini baik Zaskia ataupun Djaka bisa bernapas lega. Namun bagi Zaskia babak baru akan segera di mulai. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya? Kini ia sudah menjadi istri Djaka itu artinya mereka akan tidur berdua? Membayangkan hal itu saja Zaskia merasa benci.

"Zaskia, sekali lagi maafkan papa! Aku tau ini sangat mendadak bagi kalian berdua. Ini semua adalah kesalahan Alvin. Dan entah dimana anak tak tau di untung itu pergi, aku sendiri tak akan memaafkannya jika dia pulang nanti," Ucap Dimitri dengann kesal. Sementara Zaskia hanya menanggapi dengan senyum garing.

Meskipun kini Zaskia sudah sah menjadi istri Djaka namun matanya masih senantiasa mengarah ke pintu masuk, ia masih berharap Alvin akan datang dan mengubah cerita. Namun sayang, sampai sore hari tiba pria itu sama sekali tak datang dan tak menampakkan batang hidungnya.

'Alvin, sebenarnya dimana kamu? Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana jika kau tau kalau sekarang aku menjadi istri kakakmu?' batin perempuan itu yang masih senantiasa memikirkan kekasihnya.

Setelah berjam-jam lamanya berdiri kini baik Djaka dan Zaskia, keduanya menginap di salah satu kamar hotel di tempat mereka menyelenggarakan pernikahan tersebut. Keduanya masuk dengan masih mengenakan pakaian pengantin lengkap. Kamar itu rupanya dihias dengan sangat cantik dan indah. Benar-benar kamar pengantin impian Zaskia, sayang tidak dengan pria yang ada di sampingnya.

Baik Zaskia mau pun Djaka merasa sangat canggung berada di kamar berdua seperti ini. Dua orang yang tak saling mengenal dan tak saling mencintai kini harus memulai untuk hidup bersama. Rasa kikuk menyelimuti perasaan mereka masing-masing.

Djaka dengan spontan melepaskan jas yang sedari tadi membungkus tubuhnya, ia merasa sangat risih harus memakai pakaian resmi tersebut berjam-jam lamanya. Ia hanya menggunakan jas formal seperti ini saat bertemu dengan klien penting saja. Selebihnya ia lebih nyaman menggunakan kemeja santai atau mungkin kaos oblong.

"Kau mau apa?" tanya Zaskia yang merasa gerakan Djaka begitu mengejutkan.

"Mau apa? Pertanyaan konyol. Ya jelas mau mandi lah..! kau sendiri sebaiknya cepat lepas semua atributmu itu! Aku tau kau tak nyaman memakainya." Setelah mengucapkan hal itu Djapun berlalu menuju kamar mandi dan melewati Zaskia begitu saja.

Apa yang di katakan Djaka memang benar. Ia sendiri sudah merasa sangat tidak nyaman dengan gaun yang terasa berat itu. Belum lagi hiasan di kepalanya yang membuat kepalanya terasa pening. Bahkan softlen yang ada di matanya dan juga bulu mata yang sedari tadi menempel di kelopak matanya membuatnya kini bahkan terasa sangat berat untuk membuka mata.